- Back to Home »
- Bahasa Indonesia , Cerita , Karangan Bebas »
- Bidadari di Toko Bangunan
Waktu itu udara panas, sengatan mentari membuatku tidak ingin keluar rumah, hanya duduk di depan komputer dengan rasa bosan yang menyelimuti diri.
Duduk bersila dengan tangan menopang dagu sementara tangan lainnya menggerak-gerakan scroll mouse tanpa tujuan yang jelas, aku terdiam beberapa saat dan tiba-tiba.... "Laaaaaaaangg!" Abah memanggilku, ku hampiri dan bertanya "Ada apa, Bah ?", "Beliin paku sana". Sedikit malas sebenarnya tapi bagaimana lagi, tugas seorang anak itu membantu orang tuanya. "Jangan males... Kamu dari pagi belum ketemu matahari" katanya.
Berangkatlah aku menuju toko bangunan dengan perasaan yang masih malas, jaraknya tidak jauh, sekitar 400meter tapi.... Sudahlah.
Ku langkahkan kaki menerjang sinar mentari menerobos debu & polusi hingga sampailah ditempat tujuan.
Kulihat pelayan disana hanya ada 2 orang dan semuanya sedang melayani pembeli, terpaksa aku harus menunggu, tiba-tiba turun seorang perempuan dari lantai dua dengan jaket yang diikat di pinggang, kelihatannya dia seumuran denganku. Dia menghampiri pemilik toko yang adalah seorang perempuan lalu bertanya "Bu, ada yang bisa aku bantu ?". Taada pelanggan lain selain aku yang menunggu, lalu dia menghampiriku sambil tersenyum dan bertanya "Mau beli apa, Ka ?", aku sedikit gugup "mmmm... Itu... Paku 10, 2 kilo". Dia tersenyum dan mengambil barang itu lalu memberikannya padaku. Aku yang merasa ganteng maksimal berusaha tetap ganteng didepannya, dengan suara yang dalam dan laki banget, aku memberikan uangnya dan berterimakasih.
Langkahku pulang lebih cepat daripada berangkat, entah mengapa tapi aku berpikir Bidadari itu kehilangan GPSnya.
Setelah itu aku merasa beruntung telah disuruh membeli paku.
Sekian cerita yang cukup menyenangkan bagiku, ambil segala hikmahnya tapi jika tidak ada, tidak perlu diambil.